Sejak kenal dan menyukai dunia
masak memasak, cinta pertama saya adalah kuliner khas Indonesia. Hal yang
paling unik dari kuliner Indonesia adalah bahwa saking majemuknya kuliner khas
Indonesia maka nggak ada satu masakan
yang bisa mewakili ribuan jenis kuliner khas daerah-daerah di Indonesia.
Semuanya memiliki kekhasan sendiri dan bagi saya [yang pemula di dunia
masak-memasak] perlu berbulan-bulan untuk mengumpulkan resep, bahan, atau
sekedar mencari tahu sejarah kuliner di suatu daerah. Mulai dari barat di ujung
utara Aceh sampai timur di Papua, setiap daerah memiliki ke-khasan yang sangat menarik
untuk ditelusuri. Makanya saya sangat menikmati acara wisata kulinernya pak
Bondan Winarno, karena beliau bisa mengungkapkan keunikan khas setiap masakan
dengan memikat. Satuuuu saja jenis bumbu dihilangkan maka bisa hilanglah
kekhasan suatu masakan, seperti misalnya andaliman adalah ruh pada masakan
Batak. Seperti Kluwak pada Rawon. Seperti lemon cui pada sambal raja khas
kalimantan.
Kuliner khas Indonesia juga
banyak dipengaruhi oleh masakan para pendatang yang masuk ke Indonesia ratusan
tahun lalu, melalui jalur perdagangan maupun jalur penyebaran agama. Makanya,
menarik sekali menelusuri sejarah kuliner daerah di Indonesia karena didalam
semangkuk soto terdapat sejarah panjang perjalanan para pedagang China yang
menjelajahi daerah pesisir Jawa. Seperti juga sejarah panjang yang terrekam
dalam sepincuk ‘bubur suro’ yang sering disajikan dalam upacara keagamaan di
beberapa daerah di Jawa. Belum lagi sejarah dalam segelas bir pletok, semangkok
wedang ronde, atau sepiring mie Aceh.
Sebagai orang Jawa [Tengah] tulen
yang tinggal di Pulau Jawa seumur hidup saya, maka nggak mungkin nggak kuliner daerah
Jawa adalah idola bagi lidah saya. Untuk makanan utama, citarasa khas yang
paling pas adalah gurih manis dengan sedikit sentuhan pedas, dan tentu saja
bumbu dapur yang lengkap mulai bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas,
sereh, daun salam, gula jawa, dan beberapa bumbu pelengkap lainnya. Tapi
setelah merantau ke Jakarta dan kemudian pindah Bekasi, dimana pilihan makanan
mulai beragam dan sebagai anak kos [waktu itu] harus rajin beredar dari satu
warung makan ke warung makan lainnya maka lidah pun mulai kenal kuliner khas
daerah lain seperti pempek dan tekwan dari Palembang, bika ambon dari medan, ayam
tangkap dari aceh, arsik ikan mas dari Medan, Sate padang dari Sumbar, rendang Padang,
siomay bandung, nasi uduk betawi, jalangkotte dan lumpia makassar, bubur Manado,
dan lain sebagainya. Ada salah satu yang nyangkut juga di lidah ternyata hehe.
Dan inilah 5 kuliner paling favorit, setelah memilah puluhan kuliner yang kesemuanya favorit dengan susah payah hehe:
- Gudeg
Gudeg udah
terkenal banget ya pastinya di seantero nusantara, apalagi semenjak adanya jajaran
toko gudeg yang menyediakan kemasan khusus semacam kendil dan besek yang
memudahkan gudeg dibawa sebagai oleh-oleh ke manapun kita mau pergi. Bahkan
udah ada produsen yang memasarkan produk gudeg kaleng, tinggal buka dan
dihangatkan aja. Gudeg khas Jogja yang lazim dikenal masyarakat memiliki
citarasa khas gurih dan manis yang kental, dibuat dari gori [nangka muda] yang
dimasak bersama rempah-rempah dan santan dalam waktu yang lama sampai bumbu
benar-benar meresap dan nangka mudanya sangat lembek bahkan hancur. Tapi ada
juga gudeg yang dibuat dari manggar [bunga kelapa], jenis ini nampaknya belum
terlalu populer ya dibanding gudeg nangka muda, sayapun baru saja tahu dari
sebuah liputan warung gudeg manggar di Bantul, Jogjakarta.
Gudeg biasanya
disajikan bersama areh [santan kental], jangan krecek pedas [semacam sambal
goreng krecek, dilengkapi tahu/ tempe dan kacang tolo], telur bacem, sambal,
dan krupuk udang. Walopun saya penggemar gudeg, tapi saya belum pernah bikin
sekalipun dan belum terpikirkan untuk memasaknya sendiri karena waktu masaknya
yang akan sangat lamaaaaaaa hehehe. Lebih prakstis beli jadi, tapi di Bekasi
agak sulit mendapatkan warung yang menyediakan gudeg dengan citarasa asli Jogja
dan lengkap dengan uba rampenya ya. Lalu suatu ketika saya berkenalan dengan
ZOMATO, direktori online restoran yang lengkap banget, untuk mencari tau dimana
saja warung gudeg sekitar tempat tinggal kita. Di bekasi, zomato menemukan
alamat warung Khas Jawa Tengah:
https://www.zomato.com/jakarta/khas-jawa-tengah-medan-satria.
Sementara di Jakarta ada
https://www.zomato.com/jakarta/waroeng-solo-kemang
yang udah direview banyak orang dengan skor 3.8 dari point maksimal 5, kayaknya
bisa juga dicoba nanti kalo pas jalan-jalan ke Jakarta :)
- Soto
Bening
Indonesia
memiliki banyak sekali jenis soto, masing-masing daerah punya nama dan bumbu
khas yang membedakan dengan daerah lainnya. Ada soto
Madura,
soto Kediri,
soto Lamongan,
soto Jepara,
soto Semarang,
soto Kudus,
soto Betawi,
soto Padang,
soto Bandung,
sroto
Sokaraja,
soto Banjar,
soto Medan, dan
coto Makassar.
Penyajian soto juga bermacam-macam, ada yang dihidangkan dengan
nasi,
lontong,
ketupat,
mi, atau
bihun disertai berbagai
macam lauk, misalnya
kerupuk,
perkedel,
emping,
sambal, dan
sambal kacang.
Ada pula yang menambahkan
telur puyuh,
sate kerang,
jeruk limau,
dan
koya [sumber:
kompas dan
wikipedia.
Saya cenderung
lebih suka jenis soto yang berkuah bening tanpa santan seperti soto lamongan
atau soto kudus, yang disajikan dalam porsi kecil, dengan pelengkap tauge
mentah, irisan seledri segar, bawang goreng, dan irisan daging yang mungil
saja. Soto juga sering
jadi menu pilihan waktu saya punya waktu masak cukup panjang seperti ketika
weekend misalnya, karena merebus daging membutuhkan waktu cukup lama sampai
aroma dan gurihnya kaldu ‘keluar’. Tapi ketika waktu masak terbatas atau udah
keburu kelaperan sementara makan malam belum disiapkan, maka pilihannya adalah
bisa segera lari ke warung soto terdekat. Misalnya di restoran ini:
https://www.zomato.com/jakarta/soto-kudus-blok-m-gandaria
- Pempek
Naaaah....
inilah satu-satunya makanan luar Jawa yang masuk dalam list 5 makanan Indonesia
favorit saya hehehe. Pempek biasanya dibuat dari ikan tengiri dan tepung pati,
ditambah bumbu, kemudian dibuat dalam berbagai macam bentuk. Pempek disajikan
dengan kuah cuko yang asam-manis-pedas, irisan mentimun, dan taburan ebi yang
telah dihaluskan.
Saya pernah
beberapa kali mencoba membuat pempek tapi hasilnya nggak seperti buatan tangan
orang palembang asli wkwkwk. Jadi kami lebih sering beli pempek jadi yang
warungnya ada di deket rumah kami, yaitu pempek Gaby. Pempek Gaby ini juga udah masuk dalam direktori
ZOMATO dan udah ada reviewnya juga [
https://www.zomato.com/jakarta/pempek-palembang-gaby-rawalumbu]. Karena jaraknya hanya sekitar 200m dari rumah jadi ketika terjadi gawat darurat
kelaparan melanda, bisa jalan kaki sebentar untuk memperoleh sepiring pempek,
atau ada juga tekwan yang berkuah segar, pindang patin yang pedas dan kaya
bumbu, model, atau sekedar krupuk kemplang untuk dibawa pulang jadi teman
cemilan malam-malam.
- Pecel
Nama pecel,
identik dengan Kota Madiun pastinya ya. Padahal di beberapa kota Jawa Tengah
dan Jawa Timur juga mengenal pecel dengan gaya penyajian dan bumbu yang beda
tipis dengan pecel a la madiun. Di Jawa Timur, pecel biasanya dijadikan pilihan
menu sarapan: nasi putih yang masih mengepul hangat, ditambahi sayuran hijau
rebus, lalu dikucuri sambal pecel yang pedas manis, lalu bisa pilih tahu
goreng, tempe goreng, atau macam-macam rempeyek untuk lauknya.
Di ‘habitat’
aslinya, pecel biasanya disajikan penjualnya dalam wadah daun pisang yang
dibentuk menjadi kerucut yang disebut “pincuk”. Dari situlah kemudian istilah “pecel
pincuk” sering digunakan untuk memberikan kesan ‘nikmatnya makan pecel dari
pincuk daun pisang’ walaupun kemudian pecel pincuk disajikan penjual didalam
piring biasa hehe. Tapi mau disajikan di pincuk ataupun piring kaca, yang
namanya pecel tetaplah juara 1 :)
Saat ini,
sambal pecel bisa ditemukan di mana-mana, di minimarket, supermarket, tukang
sayur keliling, pasar tradisional, toko oleh-oleh, toko sembalo dan lainnya
jadi untuk yang suka praktis bisa beli sambal ini trus rebus sayuran, aduk2,
jadi deh sepiring pecel untuk sarapan pagi. Tapi kalo misalnya mau langsung meluncur
ke warung yang menyediakan pecel, bisa kesini
https://www.zomato.com/jakarta/pecel-pincuk-gareng-bekasi-barat
- Mangut
Dibanding 4
makanan diatas, mangut mungkin adalah makanan yang paling tidak populer ya,
tapi mangut ini.... enaaaaaak sekali. Setau saya ada 2 tipe mangut, yang
didaerah pesisir biasanya menggunakan bahan utama ikan pari/ ikan pe asap dan
rasa kuahnya dominan asin-pedas. Satu lagi yang di daerah jauh dari pesisir
mangut menggunakan bahan utama ikan lele dengan kuah gurih-manis-sedikit pedas.
Nah.. saya suka yang jenis kedua. Bumbu yang
biasa saya gunakan untuk membuat mangut lele cukup simple: bawang merah, bawang putih, jahe,
daun salam, sereh, kunyit, lengkuas, kencur, gula jawa, cabe rawit, dan santan.
Nah itulah 5
makanan favorit versi saya, gimana denganmu? Punya makanan khas Indonesia favorit juga kan?
Kalo gitu bisa cek
ZOMATO untuk mencari tahu restoran mana saja yang menyediakan
makanan khas favorit di dekat rumahmu. Berikut ini cara untuk mengecek menu dan
rumah makan yang menyediakannya:
1. Buka situs ZOMATO https://www.zomato.com/
2. Masukkan kota tempat tinggal dan jenis menu/ restoran yang kita cari
3. Gunakan bantuan filter tambahan di panel kiri situs zomato untuk mempercepat pencarian. Selain memasukkan keyword [nama makanan/ nama restoran/ jenis restoran] kita juga bisa menggunakan panel di sebelah kiri yang berisi filter seperti kisaran harga [cost for two], jenis makanan yang disediakan restoran, jam buka, melayani delivery order atau tidak, dan sebagainya.
4. Bandingkan beberapa restoran dengan bantuan rating dan review dari pelanggan
5. Males cari? langsung klik rekomendasi ZOMATO
6. Meluncur ke tempat makan dan siap menikmati makanan favorit!
Salam,
Devi :)
Note: Tulisan ini diikutsertakan dalam blogger writing contest yang diadakan
IDFB bekerjasama dengan
ZOMATO.