Tuesday 14 April 2015

[Bangga masakan Indonesia] Dari mangut sampai ke pempek




Sejak kenal dan menyukai dunia masak memasak, cinta pertama saya adalah kuliner khas Indonesia. Hal yang paling unik dari kuliner Indonesia adalah bahwa saking majemuknya kuliner khas Indonesia maka  nggak ada satu masakan yang bisa mewakili ribuan jenis kuliner khas daerah-daerah di Indonesia. Semuanya memiliki kekhasan sendiri dan bagi saya [yang pemula di dunia masak-memasak] perlu berbulan-bulan untuk mengumpulkan resep, bahan, atau sekedar mencari tahu sejarah kuliner di suatu daerah. Mulai dari barat di ujung utara Aceh sampai timur di Papua, setiap daerah memiliki ke-khasan yang sangat menarik untuk ditelusuri. Makanya saya sangat menikmati acara wisata kulinernya pak Bondan Winarno, karena beliau bisa mengungkapkan keunikan khas setiap masakan dengan memikat. Satuuuu saja jenis bumbu dihilangkan maka bisa hilanglah kekhasan suatu masakan, seperti misalnya andaliman adalah ruh pada masakan Batak. Seperti Kluwak pada Rawon. Seperti lemon cui pada sambal raja khas kalimantan.


 
Kuliner khas Indonesia juga banyak dipengaruhi oleh masakan para pendatang yang masuk ke Indonesia ratusan tahun lalu, melalui jalur perdagangan maupun jalur penyebaran agama. Makanya, menarik sekali menelusuri sejarah kuliner daerah di Indonesia karena didalam semangkuk soto terdapat sejarah panjang perjalanan para pedagang China yang menjelajahi daerah pesisir Jawa. Seperti juga sejarah panjang yang terrekam dalam sepincuk ‘bubur suro’ yang sering disajikan dalam upacara keagamaan di beberapa daerah di Jawa. Belum lagi sejarah dalam segelas bir pletok, semangkok wedang ronde, atau sepiring mie Aceh.



Sebagai orang Jawa [Tengah] tulen yang tinggal di Pulau Jawa seumur hidup saya, maka nggak mungkin nggak kuliner daerah Jawa adalah idola bagi lidah saya. Untuk makanan utama, citarasa khas yang paling pas adalah gurih manis dengan sedikit sentuhan pedas, dan tentu saja bumbu dapur yang lengkap mulai bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, sereh, daun salam, gula jawa, dan beberapa bumbu pelengkap lainnya. Tapi setelah merantau ke Jakarta dan kemudian pindah Bekasi, dimana pilihan makanan mulai beragam dan sebagai anak kos [waktu itu] harus rajin beredar dari satu warung makan ke warung makan lainnya maka lidah pun mulai kenal kuliner khas daerah lain seperti pempek dan tekwan dari Palembang, bika ambon dari medan, ayam tangkap dari aceh, arsik ikan mas dari Medan, Sate padang dari Sumbar, rendang Padang, siomay bandung, nasi uduk betawi, jalangkotte dan lumpia makassar, bubur Manado, dan lain sebagainya. Ada salah satu yang nyangkut juga di lidah ternyata hehe. Dan inilah 5 kuliner paling favorit, setelah memilah puluhan kuliner yang kesemuanya favorit dengan susah payah hehe:

  1. Gudeg
Gudeg udah terkenal banget ya pastinya di seantero nusantara, apalagi semenjak adanya jajaran toko gudeg yang menyediakan kemasan khusus semacam kendil dan besek yang memudahkan gudeg dibawa sebagai oleh-oleh ke manapun kita mau pergi. Bahkan udah ada produsen yang memasarkan produk gudeg kaleng, tinggal buka dan dihangatkan aja. Gudeg khas Jogja yang lazim dikenal masyarakat memiliki citarasa khas gurih dan manis yang kental, dibuat dari gori [nangka muda] yang dimasak bersama rempah-rempah dan santan dalam waktu yang lama sampai bumbu benar-benar meresap dan nangka mudanya sangat lembek bahkan hancur. Tapi ada juga gudeg yang dibuat dari manggar [bunga kelapa], jenis ini nampaknya belum terlalu populer ya dibanding gudeg nangka muda, sayapun baru saja tahu dari sebuah liputan warung gudeg manggar di Bantul, Jogjakarta.
Gudeg biasanya disajikan bersama areh [santan kental], jangan krecek pedas [semacam sambal goreng krecek, dilengkapi tahu/ tempe dan kacang tolo], telur bacem, sambal, dan krupuk udang. Walopun saya penggemar gudeg, tapi saya belum pernah bikin sekalipun dan belum terpikirkan untuk memasaknya sendiri karena waktu masaknya yang akan sangat lamaaaaaaa hehehe. Lebih prakstis beli jadi, tapi di Bekasi agak sulit mendapatkan warung yang menyediakan gudeg dengan citarasa asli Jogja dan lengkap dengan uba rampenya ya. Lalu suatu ketika saya berkenalan dengan ZOMATO, direktori online restoran yang lengkap banget, untuk mencari tau dimana saja warung gudeg sekitar tempat tinggal kita. Di bekasi, zomato menemukan alamat warung Khas Jawa Tengah: https://www.zomato.com/jakarta/khas-jawa-tengah-medan-satria. Sementara di Jakarta ada https://www.zomato.com/jakarta/waroeng-solo-kemang yang udah direview banyak orang dengan skor 3.8 dari point maksimal 5, kayaknya bisa juga dicoba nanti kalo pas jalan-jalan ke Jakarta :)




  1. Soto Bening


Indonesia memiliki banyak sekali jenis soto, masing-masing daerah punya nama dan bumbu khas yang membedakan dengan daerah lainnya. Ada soto Madura, soto Kediri, soto Lamongan, soto Jepara, soto Semarang, soto Kudus, soto Betawi, soto Padang, soto Bandung, sroto Sokaraja, soto Banjar, soto Medan, dan coto Makassar. Penyajian soto juga bermacam-macam, ada yang dihidangkan dengan nasi, lontong, ketupat, mi, atau bihun disertai berbagai macam lauk, misalnya kerupuk, perkedel, emping, sambal, dan sambal kacang. Ada pula yang menambahkan telur puyuh, sate kerang, jeruk limau, dan koya [sumber: kompas dan wikipedia.  

Saya cenderung lebih suka jenis soto yang berkuah bening tanpa santan seperti soto lamongan atau soto kudus, yang disajikan dalam porsi kecil, dengan pelengkap tauge mentah, irisan seledri segar, bawang goreng, dan irisan daging yang mungil saja. Soto juga sering jadi menu pilihan waktu saya punya waktu masak cukup panjang seperti ketika weekend misalnya, karena merebus daging membutuhkan waktu cukup lama sampai aroma dan gurihnya kaldu ‘keluar’. Tapi ketika waktu masak terbatas atau udah keburu kelaperan sementara makan malam belum disiapkan, maka pilihannya adalah bisa segera lari ke warung soto terdekat. Misalnya di restoran ini: https://www.zomato.com/jakarta/soto-kudus-blok-m-gandaria

  1. Pempek 


Naaaah.... inilah satu-satunya makanan luar Jawa yang masuk dalam list 5 makanan Indonesia favorit saya hehehe. Pempek biasanya dibuat dari ikan tengiri dan tepung pati, ditambah bumbu, kemudian dibuat dalam berbagai macam bentuk. Pempek disajikan dengan kuah cuko yang asam-manis-pedas, irisan mentimun, dan taburan ebi yang telah dihaluskan.
Saya pernah beberapa kali mencoba membuat pempek tapi hasilnya nggak seperti buatan tangan orang palembang asli wkwkwk. Jadi kami lebih sering beli pempek jadi yang warungnya ada di deket rumah kami, yaitu pempek Gaby. Pempek Gaby ini juga udah masuk dalam direktori ZOMATO dan udah ada reviewnya juga [https://www.zomato.com/jakarta/pempek-palembang-gaby-rawalumbu]. Karena jaraknya hanya sekitar 200m dari rumah jadi ketika terjadi gawat darurat kelaparan melanda, bisa jalan kaki sebentar untuk memperoleh sepiring pempek, atau ada juga tekwan yang berkuah segar, pindang patin yang pedas dan kaya bumbu, model, atau sekedar krupuk kemplang untuk dibawa pulang jadi teman cemilan malam-malam.

  1. Pecel


Nama pecel, identik dengan Kota Madiun pastinya ya. Padahal di beberapa kota Jawa Tengah dan Jawa Timur juga mengenal pecel dengan gaya penyajian dan bumbu yang beda tipis dengan pecel a la madiun. Di Jawa Timur, pecel biasanya dijadikan pilihan menu sarapan: nasi putih yang masih mengepul hangat, ditambahi sayuran hijau rebus, lalu dikucuri sambal pecel yang pedas manis, lalu bisa pilih tahu goreng, tempe goreng, atau macam-macam rempeyek untuk lauknya.
Di ‘habitat’ aslinya, pecel biasanya disajikan penjualnya dalam wadah daun pisang yang dibentuk menjadi kerucut yang disebut “pincuk”. Dari situlah kemudian istilah “pecel pincuk” sering digunakan untuk memberikan kesan ‘nikmatnya makan pecel dari pincuk daun pisang’ walaupun kemudian pecel pincuk disajikan penjual didalam piring biasa hehe. Tapi mau disajikan di pincuk ataupun piring kaca, yang namanya pecel tetaplah juara 1 :)
Saat ini, sambal pecel bisa ditemukan di mana-mana, di minimarket, supermarket, tukang sayur keliling, pasar tradisional, toko oleh-oleh, toko sembalo dan lainnya jadi untuk yang suka praktis bisa beli sambal ini trus rebus sayuran, aduk2, jadi deh sepiring pecel untuk sarapan pagi. Tapi kalo misalnya mau langsung meluncur ke warung yang menyediakan pecel, bisa kesini https://www.zomato.com/jakarta/pecel-pincuk-gareng-bekasi-barat


  1. Mangut


Dibanding 4 makanan diatas, mangut mungkin adalah makanan yang paling tidak populer ya, tapi mangut ini.... enaaaaaak sekali. Setau saya ada 2 tipe mangut, yang didaerah pesisir biasanya menggunakan bahan utama ikan pari/ ikan pe asap dan rasa kuahnya dominan asin-pedas. Satu lagi yang di daerah jauh dari pesisir mangut menggunakan bahan utama ikan lele dengan kuah gurih-manis-sedikit pedas. Nah.. saya suka yang jenis kedua. Bumbu yang biasa saya gunakan untuk membuat mangut lele cukup simple: bawang merah, bawang putih, jahe, daun salam, sereh, kunyit, lengkuas, kencur, gula jawa, cabe rawit, dan santan.
Di Magelang atau Jogja, mungkin gampang mendapatkan warung yang menyediakan masakan mangut tapi di Jabodetabek agak susah cari warung mangut lele, untungnya ZOMATO lengkap banget direktorinya. Nemu deh warung yang jual mangut lele di Bekasi: https://www.zomato.com/jakarta/gudeg-kandjeng-bekasi-selatan.

Nah itulah 5 makanan favorit versi saya, gimana denganmu? Punya makanan khas Indonesia favorit juga kan? Kalo gitu bisa cek ZOMATO untuk mencari tahu restoran mana saja yang menyediakan makanan khas favorit di dekat rumahmu. Berikut ini cara untuk mengecek menu dan rumah makan yang menyediakannya:

1. Buka situs ZOMATO https://www.zomato.com/



2. Masukkan kota tempat tinggal dan jenis menu/ restoran yang kita cari 



3. Gunakan bantuan filter tambahan di panel kiri situs zomato untuk mempercepat pencarian. Selain memasukkan keyword [nama makanan/ nama restoran/ jenis restoran] kita juga bisa menggunakan panel di sebelah kiri yang berisi filter seperti kisaran harga [cost for two], jenis makanan yang disediakan restoran, jam buka, melayani delivery order atau tidak, dan sebagainya.

 4. Bandingkan beberapa restoran dengan bantuan rating dan review dari pelanggan



5. Males cari? langsung klik rekomendasi ZOMATO



6. Meluncur ke tempat makan dan siap menikmati makanan favorit!

Salam,
Devi  :)

Note: Tulisan ini diikutsertakan dalam blogger writing contest yang diadakan IDFB bekerjasama dengan ZOMATO.




No comments:

Post a Comment