Kalo pecel, semua orang pasti
udah tau ya. Kalo punten? Apa itu punten? Bahasa Sunda untuk “maaf”?
Hmm..mungkin iya. Tapi punten yang satu saya buat siang ini bukan jenis punten
Sunda hehe. Saya baru ‘kenal’ punten sekitar sebulan lalu waktu mudik ke rumah
suami di Blitar, Ibu Mertua dengan bersemangat menawari saya untuk sarapan “punten
pecel”. Sayangnya bakul punten pecel yang ditunggu-tunggu ga datang selama 2
hari, jadi rasa penasaran saya hanya bisa dijawab dengan penjelasan Ibu kalo
punten itu nasi gurih yang dipadatkan. Oke, ingatan saya langsung tertuju pada
jadah [makanan khas Jogjakarta, terbuat dari ketan yang ditetel dan dipadatkan,
biasanya dijajakan bersama bacem tempe/tahu. Di Jakarta dan sekitarnya, jadah
ini biasanya dijual dalam bentuk gorengan/bakaran, belum pernah nemu jadah
bacem disekitar sini] dan legendar [di kampung saya, biasa dibuat dari nasi
sisa yang dikukus ulang lalu dihaluskan dan dipadatkan. Bisa dimakan begitu
saja dengan tambahan kelapa parut dan kuah gula jawa/ juruh atau diiris tipis,
dijemur, lalu digoreng jadi krupuk legendar]. Untungnya pada hari ke-3 saya di
Blitar, Ibu berhasil juga nyegat bakul punten pecel... ah ya bentuknya mirip
jadah, Cuma punten ini terbuat dari beras dan ada tambahan parutan kelapa muda.
Rasanya gurih dan kenyal, mak nyooos dipadu sambel pecel Blitar yang pedas
manis. Sluuuurp...!!! Kalo yang belum familiar dengan jadah atau legendar, maka punten pecel ini juga identik dengan lontong atau ketupat. Kalo lontong/ketupat berrasa hambar maka punten berrasa gurih santan dan wangi daun salam...
Lalu siang ini saya ngotot bikin
punten pecel di tengah keterbatasan bahan dan mahalnya sayur-mayur [kangkung
dan bayam, harganya naik hampir 4 kali lipat pagi tadi >,<] karena
semalam mampir IDFB dan tiba-tiba kangeeeeeeen masak lagi. FYI, saya udah
hampir 2 bulan nggak masak yang agak serius karena baru buka lapak baru dan itu
menguras energi dan pikiran, ternyata ya. tiap hari Cuma masak standar sayur
dan lauk, cemilan pun paling Cuma pisang goreng. Dan siang ini, mumpung tanggal
merah, bisa memberantaki dapur lagi :D Kebetulan juga IDFB challenge bulan
Januari ini adalah masakan olahan beras yang didukung PureGreen sebagai
penyedia beras organik berkualitas yang bisa dikonsumsi keluarga yang mengutamakan
gizi dan kesehatan makanan [http://puregreenorganic.com/]. Maka punten pun bisa jadi alternatif pengolahan
beras kalo ada yang bosen makan nasi terus tiap hari. Bagi Ibu-Ibu yang punya
anak kecil, punten bisa dicetak di bento mold atau cetakan coklat yang lucu-lucu
biar si kecil lahap maemnya hehe
Nah kembali ke punten. Punten ini
banyak ditemui di Blitar, Tulung Agung, Kediri dan sekitarnya. Dijual di warung
makan atau dijajakan dari rumah ke rumah dengan harga sangat terjangkau, cukup
2-4rb saja per porsi. Lalu kenapa namanya punten sih? Saya juga ga ngerti dan
dari hasil googling semalam pun tidak menemui titik terang asal muasal nama
unik ini. Cuma di satu blog diceritakan kalau punten ini hasil kreasi para
petani di daerah Jawa Timur yang menciptakan bekal yang praktis untuk dibawa
kerja ke sawah. Punten dengan bentuknya yang padat dan rasanya sudah gurih,
tentu praktis dijadikan bekal. Sukur-sukur kalo ada tambahan pecel, gorengan,
dan krupuk :)
[Resep]
PUNTEN PECEL
- Punten:
-
1 gelas beras Pure Green
-
3 gelas santan cair
-
2 lembar daun salam
-
2 sdm kelapa muda parut
-
½ sdt garam
Cara membuat:
1. Rebus santan,
garam, dan daun salam sampai mendidih, masukkan beras. Masak sampai air habis
2. angkat beras
lalu campur dengan kelapa parut, aduk rata. Kukus sampai matang
3. panas-panas
haluskan dengan tumbukan kayu/batu, lalu cetak di nampan atau baskom yang sudah dialasi daun pisang/plastik dan dioles sedikit minyak sayur, padatkan
4. setelah
dingin, potong-potong dan sajikan bersama sayuran dan siraman sambel pecel
- Pecel:
-
Sayur mayur [kacang panjang, tauge, kangkung,
bayam, sawi] direbus, tiriskan
-
Sambel pecel: kacang tanah digoreng lalu dihaluskan
bersama cabai rawit, bawang putih, daun jeruk purut, kencur, garam, sedikit air
asam jawa, dan gula jawa], encerkan dengan sedikit air matang
-
Krupuk untuk pelengkap
Selamat memasak
^^
Devi - BunKim
Makasih udah ikutan yaaa.... asli baru tau ada puten pecel sukses mbakk
ReplyDeleteSaya juga baru tau bbrp bulan lalu Mbak Elsye heheu. Terimakasiiiih banyak udh disempetin mampir kesini ya Mbak :)
Deletehaiii Devi...salam kenal wahhh punten pecel enak tuhh jadi ingat sama kampung halaman(Kediri)iya enak makanan ini,cuma kalo di Kediri makanan ini adanya pas siang hari jadi semacam'brunch'gtu...ada juga yang mirip sama punten cuma makannya ngak pake pecel tapi pake kelapa parut ama kuah kinca GABLOG nmnya...cb dehh tnya suami mungkin di Blitar juga ada makanan sejenis ini....oya keren foto2nya*menurut suami,aku(hehehea)ama kakak ipar juga....as usual mereka jarang muji hasil jepretan orang tapi begitu tak kasih liat blognya Devi langsung 2 thumbs deh....hehe.....kamera Devi Nikon yg DSLR yankebetulan kami juga pakai NIKON tapi yang analog*maaf komen kepanjangan*
ReplyDeleteHaiii juga, mbak. salam kenal yaa...ketemu tetangga disini :)
DeleteDi tempat saya gablog itu biasanya dicampur sama sejenis cethil, thiwul, gatot gitu..penyajiannya sama, dikrawu kelapa muda parut + kinca. Sluuurp..salah satu makanan favorit saya, sayangnya di bekasi sini udah nggak ada yang jual hehe
terimakasiiih dan salam, Mbak :)
Duh enaakkkk....makasi partisipasinya Mba:-)
ReplyDeleteiya...pedes-pedes sedep, mbak Anne :)
DeleteKebetulan pecel semacam ini ada di pasar kaget deket rumah, itupun gak sengaja menemukannya. Tadinya mau cari cenil, malah ketemu pecel punten. Tapi si penjual gak bilang dengan istilah punten sih. Saya kebetulan tinggal di Desa Sasakpanjang, Kecamatan Tajurhalang, Bogor.
ReplyDeleteMaaf. Baru baca. Nasi Gendar, atau anda menyebutnya Legendar, itu ada tambahan Bleng sebagai pengenyalnya. Bahan yang sama biasa ditambahkan pada mie, supaya kenyal.
ReplyDeleteMaaf. Baru baca. Nasi Gendar, atau anda menyebutnya Legendar, itu ada tambahan Bleng sebagai pengenyalnya. Bahan yang sama biasa ditambahkan pada mie, supaya kenyal.
ReplyDelete