Udah 2 minggu
ini, hampir tiap hari bikin poffertjes ala ala karena si krucil minta sarapan
pake poffertjes isi keju. Krucil menyebutnya kue lumpur… ahahaha entah apa sebenarnya
nama makanan yang saya buat ini ya, bahan yang dipake tepung
terigu-gula-telur-susu-fermipan-dan sedikit minyak. Lalu karena udah lama ga ganti
menu, kemarin kepikiran mau coba alternatif bahan selain tepung terigu karena
tiap hari makan olahan tepung terigu yang tinggi gluten ‘kan nggak baik juga
ya. Setelah cari-cari resep, dapatlah resep srabi yang cara bikin dan bahannya
mirip dengan poffertjess ala ala tadi, bedanya kalo srabi ini pake tepung beras
dan santan plus sedikit parutan kelapa. Tekstur dan rasanya agak beda sama
srabi Solo, malah lebih deket ke apem.
Ternyata srabi
yang dicetak pake cetakan poffertjes ini kebanyakan dong bikinnya. Mau dioles
selai coklat atau keju kok kayak kurang pas. Akhirnya mikir-mikir lagi dan
ingetlah sesuatu, ketika mudik ke kampung halaman suami di Blitar lebaran lalu,
kami sempet mampir pasar dan menemukan penjual es dawet dengan isian beraneka ragam:
ada dawet/ cendol, srabi, bubur sumsum, kacang hijau, bubur ketan hitam, dan
beberapa lainnya lagi. Si penjual menata semua bahan ini di panci-panci besar
dan ketika ada pembeli datang, pembeli boleh memilih apa saja isian yang dia sukai. Naah.. salah satu yang paling laris adalah es dawet srabi. Minuman ini
mirip dengan es dawet pada umumnya, hanya saja disini dawet/ cendol digantikan
oleh irisan srabi. Jadi kuah es yang manis-gurih-dingin dipadu dengan potongan
srabi yang kenyal dan gurih. Pas untuk dinikmati pagi, siang, maupun sore
sambil ngobrol bersama teman atau keluarga.
Kemudian
beberapa hari lalu saat browsing, saya baru tahu kalau ternyata es dawet srabi
ini adalah salah satu minuman khas Blitar. Meskipun tidak sepopuler es plered,
tapi citarasanya yang manis dan gurih pasti akan segera disukai siapapun, apalagi kuahnya menguarkan aroma wangi daun pandan dan daun jeruk purut, eksotis! Di daerah
asalnya, es dawet srabi biasa disajikan bersama sedikit cendol, bubur sumsum, kacang
hijau rebus, atau irisan nangka.
Kebetulan bulan
Januari ini pas ada challenge ‘leftover’ di IDFB, mau ikut setoran meskipun udah mepet
deadline hehe. Maka jadilah es dawet srabi leftover untuk menghabiskan stok
srabi di dapur ^_^
Es Dawet Srabi
Bahan:
Srabi 4-5 buah,
potong kecil [saya pakai srabi mini jadi 1 porsi pake 2-3 buah srabi, potong 4]
Kuah Santan:
1 liter santan
encer
Sejimpit garam
1 lembar daun
pandan, simpulkan
1 lembar daun
jeruk purut, buang tulang daunnya
Kuah Gula:
200gr gula
merah, sisir
300ml air
Bahan pelengkap:
es batu, potongan nangka, tape, dll
Cara membuat:
1. Kuah santan: Rebus santan bersama daun pandan, daun jeruk purut, dan
garam dengan api kecil, aduk-aduk sampai mendidih. Saring, sisihkan.
2. Kuah gula: Rebus air dan gula merah sampai gula merah larut, saring,
sisihkan.
3. Cara penyajian: tuang kuah gula di gelas, masukkan potongan srabi,
tuangi dengan kuah santan pelan-pelan. Tambahkan bahan pelengkap dan es batu.
4. Es dawet srabi siap dinikmati :)
** Postingan ini diikutsertakan dalam challenge "leftover' Januari 2016 di Indonesian Food Blogger
** Postingan ini diikutsertakan dalam challenge "leftover' Januari 2016 di Indonesian Food Blogger
Selamat masak, selamat makan
Salam,
Devi
wah saya suka serabi yg banyak kuahnyaa...
ReplyDeletesaya juga sukaaa :)
Delete