Di sekitar kita ada banyak sekali orang yang membantu memenuhi
kebutuhan sehari-hari kita dengan menyediakan layanan jasa ataupun menjual barang.
Misalnya penjaja makanan, penjahit, penjual alat tulis, penjual mainan
keliling, pedagang baju, tukang potong rambut, dan lain sebagainya. Mungkin
seringkali kita mengabaikan mereka tapi sesungguhnya mereka sangat membantu dan
memudahkan kita dengan berbagai produk yang mereka tawarkan. Orang-orang ini
adalah komunitas mass market, yaitu
kelompok pasar yang luas dalam suatu masyarakat. Dalam tulisan ini, mass market merujuk pada sekelompok
masyarakat yang melakukan kegiatan industri skala kecil, misalnya UKM, para
pensiunan, dan masyarakat pra-sejahtera yang produktif. Meskipun berskala
kecil, tapi pelaku mass market sangat banyak sehingga berkontribusi besar pada berputarnya
roda perekonomian masyarakat secara umum. Bahkan pada masa sulit ketika banyak
perusahaan besar gulung tikar, komunitas mass
market dapat lebih mudah beradaptasi dengan keadaan sehingga bisa bertahan
dan bahkan berkembang.
Tapi ada juga komunitas mass
market yang mengalami keterbatasan modal, baik modal uang maupun modal keterampilan
dan akses informasi. Bantuan pemerintah maupun bantuan personal mungkin saja
sudah diberikan, tapi belum bisa menjangkau seluruh komunitas mass market. Kekurangan modal uang,
keterampilan, dan akses informasi membuat komunitas mass market rentan mengalami keterpurukan usaha. Kita pasti juga
ingin membantu para komunitas mass market,
mengingat mereka juga telah banyak membantu kehidupan kita selama ini, tapi
sayangnya kita tak punya sumber modal melimpah untuk membantu mereka. Tapi tak
mengapa, dengan modal terbataspun kita tetap dapat ikut berpartisipasi aktif
membantu mass market yang terdiri
dari para pelaku usaha prasejahtera, UKM, dan para pensiunan yang masih
berusaha terus produktif. Caranya? Melalui BTPN Sinaya [Sinar yang
Memberdayakan], kita bisa menabung sekaligus membantu para pelaku UKM dan
masyarakat produktif prasejahtera yang memiliki keterbatasan modal [http://www.btpn.com/berita-and-media/siaran-pers/btpn-sinaya-tawarkan-gaya-baru-berbank-dan-memberdayakan-sesama/].
Jadi, seluruh dana yang kita simpan di BTPN Sinaya akan lebih
bernilai karena disalurkan kembali kepada masyarakat berpenghasilan rendah
serta pelaku usaha mikro dan kecil untuk memberdayakan mereka. Karena tertarik
dengan program ini, sayapun melakukan simulasi tabungan Sinaya. Jika dalam 1
bulan saya menyisihkan uang tabungan senilai Rp. 1.000.000 maka dalam waktu 2
tahun tabungan akan tumbuh menjadi 25.234.886 dan sekaligus bisa membantu
pelaku UKM, misalnya seperti Ibu Hairiah dengan usaha batik Sasirangannya yang
telah menjadi salah satu UKM yang dibantu BTPN Sinaya. Selain bantuan modal,
Ibu Hairiah juga menerima manfaat pelatihan dari program Daya, sehingga jadi
lebih memahami bagaimana strategi pemasaran yang efektif. Kini, bersama ke-15
karyawannya, ia mampu menghasilkan 400 lembar kain tiap bulannya [sumber simulasi BTPN].
Jika kita menjadi nasabah BTPN Sinaya, kita juga bisa memilih jenis
usaha apa yang ingin kita bantu kembangkan, apakah kuliner, fashion, atau art & culture. Selain bantuan modal, BTPN Sinaya juga
memberikan bantuan lain seperti fasilitas kesehatan dan pelatihan kewirausahaan
[pemasaran, peningkatan kualitas, dan lainnya] jadi semuanya sudah terintegrasi
dalam satu program. Keren ya, saya baru tahu kalau ternyata di Indonesia ada
program pemberdayaan masyarakat semacam ini, jadi teringat kata-kata yang dulu
selalu disampaikan oleh guru SD saya tentang masyarakat Indonesia: dari dan
untuk kita. Dengan adanya BTPN Sinaya ini, satu golongan masyarakat bisa mendukung
berkembangnya perekonomian golongan masyarakat yang lainnya dengan pengelolaan
yang profesional dari BTPN. Hal ini sama mirip sekali dengan simbiosis
mutualisme dalam kehidupan flora-fauna, dimana kedua pihak saling diuntungkan
dengan adanya program-program yang diluncurkan BTPN.
Ngomong-ngomong tentang mass
market, para pelaku usaha yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari
saya adalah para pengrajin rumahan/ handmade
crafter yang sangat kreatif
menciptakan produk berkualitas, unik, dan terbatas jumlahnya [limited edition]. Jadi, sudah 2 tahun
lebih saya mengelola toko online yang menjual berbagai macam kain, mulai dari
kain katun, canvas, jeans, linen, renda, dan sebagainya. Saya memilih kain
karena masih berkaitan dengan hobi menjahit dan mengkoleksi kain bermotif unik,
jadi setiap hari senang sekali rasanya bisa bergumul dengan kain hehe. Berjualan
kain secara online belum banyak pesaing padahal peminatnya cukup banyak, baik
itu end user [pembeli yang memakai
kain untuk keperluan pribadi] maupun para pengrajin/ crafter [pembeli yang memakai kain untuk dijahit menjadi produk handmade craft bernilai ekonomi].
Para crafter melakukan pembelian
rutin sebulan 2-3 kali dengan nominal yang tidak sedikit. Ada yang menjahitnya
menjadi baju kemeja atau gaun, mukena, tas, pouch/
kantong kecil, sarung bantal sofa, boneka, hiasan meja, dan sebagainya. Sebagian
besar memasarkan produknya secara online melalui social media. Mayoritas pembeli toko kain saya ini berstatus sama
dengan saya, yaitu ibu rumah tangga yang ingin tetap produktif secara ekonomi
sambil melakukan fungsi utama sebagai Ibu. Kami seringkali harus berkejaran
dengan waktu tidur anak karena harus segera menyelesaikan order dari pelanggan.
Kami bukan pengusaha besar yang serba profesional dan memiliki pegawai
spesialis, seperti bagian marketing, bagian gudang, bagian penjualan, dan lain
sebagainya. Kami melakukan sendiri semua proses bisnis mulai dari kulakan, iklan, memotret, mengedit dan
mengupload foto ke situs toko online, membalas pesan order, pengecekan dan
pembuatan invoice, mengukur dan memotong
kain, menjahit sesuai pesanan pelanggan, pengepakan paket, pengiriman, dan lain
sebagainya. Para crafter ini juga
termasuk dalam kelompok mass market, merubah kain menjadi koin yang bisa ditabung atau digunakan sebagai tambahan uang belanja bulanan dengan cara menjual produk hasil jahitan mereka kepada masyarakat luas. Sebagian dari mereka
mungkin tetap menjadi crafter rumahan
dengan jumlah produksi yang terbatas tapi ada juga yang kemudian berkembang
menjadi usaha berskala menengah dan bisa menjadi sumber pendapatan banyak
pegawai yang menjadi bagian di dalamnya jika dikelola secara baik.
Para pembeli, khususnya crafter
ini bisa disebut sebagai ‘nafas’ toko yang saya kelola, selain memberikan
keuntungan materi dari hasil penjualan kain, mereka juga bisa menjadi teman
berbagi cerita, berbagi tips dan trik menjahit, atau memberikan masukan positif
untuk pengembangan usaha. Secara ekonomi mereka membantu saya untuk memutar
roda perekonomian, sehingga meskipun hanya di rumah saja tapi tetap bisa
memiliki penghasilan dan menabung dari hasil keringat sendiri. Terimakasih ya dear crafter, produk-produk kalian yang
dibuat dengan penuh cinta dalam setiap inchi jahitannya sangat menginspirasi
sekaligus membantu pedagang rumahan seperti saya :)
Kembali ke bahasan tentang BTPN Sinaya, semakin banyak nasabah yang
menabung di BTPN Sinaya, maka akan semakin kuat juga perputaran roda
produktivitas dan perekonomian masyarakat pra-sejahtera produktif. Hal ini
mirip sekali dengan fenomena mengagumkan yang telah terjadi di alam selama
ribuan tahun, yaitu migrasi burung melintasi samudra dan benua selama
pergantian musim. Kelompok burung ini bisa bermigrasi dengan efektif tanpa
tersesat atau kelelahan karena mereka terbang dalam kawanan dengan formasi
khusus sehingga banyak energi bisa dihemat dan banyak manfaat akan didapat.
Begitu juga kita dalam melakukan kegiatan ekonomi, jika ada suatu gerakan
terstruktur dan sistematis, tak peduli sekecil apapun itu, maka pergerakan
ekonomi masyarakat secara umum akan bermanfaat secara optimal. BTPN Sinaya
telah memberikan wadah, saatnya kita ikut berperan serta.
Sumber bacaan:
http://www.btpn.com/berita-and-media/siaran-pers/
Sumber foto:
- Dokumentasi pribadi
- http://btpn2015.fotokita.net/massmarket/galeri-pemenang
- http://menabunguntukmemberdayakan.com/
Kereeennn tulisannya mba...
ReplyDeletewaa.. tengkyuuu sdh mampir Tante cantik :)
Delete