Monday, 30 November 2015

Gegicak Labu





Jajan pasar nggak pernah hilang pesonanya, kenangan akan jajan pasar jaman kecil dulu seperti masih terasa di lidah dan selalu ingin kembali mencoba dan mencoba lagi. Selain karena rasa manis-gurih, penampilan yang ayu, bahan-bahan mudah didapat juga karena jajan pasar mayoritas gluten-free dan nggak perlu bahan tambahan macam-macam ketika dibikin [misalnya bahan pengembang, pelembut, baking soda, dll]. Jajaran jajan pasar favorit saya adalah klepon, kue ku, cenil, thiwul, onde-onde, putu mayang, putu beras, mendut, dan nagasari. Semuanya jajan pasar khas daerah Jawa, dan minggu ini saya coba jajan pasar khas Kalimantan, yaitu gegicak.



Saya dapat resepnya di salah satu buku resep keluaran Sedap: 55 resep kue tradisional nusantara. Versi aslinya, gegicak ini berwarna hijau kalem dan berbahan utama tepung ketan. Yang saya buat minggu ini versi modif, saya tambahkan labu parang dan santan. Kebetulan bulan ini lagi ada challenge berbahan labu kuning dari IDFB

Labu parang [Cucurbita Moschata] ini sebetulnya termasuk hasil tani yang gampang didapat di Indonesia dan harganya juga nggak terlalu mahal, tapi pamornya kalah jauh dengan pisang, ubi, singkong, dll. Kalo diperhatikan, jarang sekali resep jajan pasar/ kue tradisional yang memakain bahan labu parang ya.. padahal kalo dicampur ke adonan makanan warnanya bisa jadi cantik banget lo hehe. Daging buahnya berwarna orange cerah, bertekstur agak keras, dan rasanya manis. Di kampung saya di Magelang, labu parang dikenal dengan nama waluh. Waluh di sana besar-besar banget, nenek saya dulu biasanya panen satu-dua biji diambil ketika bulan puasa, lalu selama berhari-hari bisa dipastikan menu buka adalah kolak waluh yang dipotong besar-besar dan dimasak dalam kuali sampai lembeeeek banget kayak jenang hehe. Selain itu labu parang juga punya kandungan gizi yang lengkap, mulai protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, dan Vit A-B-C [sumber: disini]. Bahkan seorang mahasiswa dari UGM berhasil membuktikan bahwa labu parang efektif mengobati Diabetes mellitus tipe 2 karena bisa menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki sel beta pancreas untuk menghasilkan insulin kembali.
Jadi gegicak versi saya ini warnanya bukan hijau tapi orange cerah dengan taburan kelapa dan saus gula merah yang meleleh-leleh hehe. Gegicak ini secara tampilan dan rasa mirip sekali dengan cenil dan klepon. Mungkin mereka ini saudara kembar yang tertukar lalu terpisah lautan ya :D Kalau cenil biasanya disajikan bersama teman-temannya, kalo gegicak ini tampil sendirian saja. Kalo klepon punya ‘kejutan’ gula meleleh di dalamnya, kalo gegicak justru jujur menampilkan dirinya dalam balutan kelapa parut berhiaskan saus gula merah di bagian luar. Kalo soal rasa, sama enaknyaaaaa…
Gegicak ini pasnya dimakan pagi-pagi pas weekend sambil santai atau sore-sore pas hujan sambil ngobrol dengan orang-orang kesayangan, pasti makin maknyus dan manis waktu dikunyah hehe. Yang mau coba resepnya, monggo dicek:

GEGICAK LABU

Bahan:
200 gr tepung ketan putih
100 gr labu parang, kukus lalu haluskan selagi panas
½ sdt garam
1 sdt air kapur sirih
100 ml santan encer [saya pakai 2 sdm santan instan dicampur dengan 95ml air]
1 sdm minyak goreng untuk olesan
Selembar daun pisang untuk alas mengukus

Bahan saus gula merah
200 gr gula merah, disisir
100 ml air
¼ sdt garam
1 lembar daun pandan, ikat simpul

Bahan taburan:
½ butir kelapa parut
½ sdt garam
1 lembar daun pandan, ikat

Cara membuat:
1.       Campur tepung ketan, garam, dan air kapur sirih, sisihkan.
2.       Campur labu dan santan encer, aduk sampai rata lalu tuangkan sedikit-sedikit ke campuran tepung ketan. Uleni sampai rata dan kalis [tidak menempel di tangan/ mangkok].
3.       Ambil 10 gr adonan, bulatkan, lalu tekan bagian tengahnya dengan jari.
4.       Letakkan diatas kukusan yang sudah dialasi daun pisang beroleskan minyak goring. Kukus 10 menit, sisihkan.
5.       Saus gula merah: rebus semua bahan, aduk hingga larut dan mendidih/ agak kental. Saring, sisihkan.
6.       Taburan: kukus semua bahan sekitar 10 menit, angkat, sisihkan.
7.       Sajikan gegicak bersama saus gula merah dan taburan kelapa parut.
Catatan:
-          Waktu menguleni adonan tepung, jangan terlalu lembek. Kalau terlalu lembek nanti adonan susah dibentuk dan lengket banget pas dikukus. Jadi takaran air/ santan bisa ditambah-kurangi sendiri ya.
-          Waktu menaruh adonan di kukusan, jangan terlalu dekat, nanti kalo  dikukus akan mengembang dan berdempetan, susah diambilin. Kalopun bisa, bentuknya jadi nggak cantik hehe

Selamat masak dan selamat makan :)
Salam,
Devi BundaKimi

9 comments:

  1. Hhmm gegicak yaa, jadi pingin nyobain

    ReplyDelete
    Replies
    1. mari silakan dicoba mbak, bikinnya lumayan gampang :)

      Delete
  2. penasaran dengan rasanya... hmm...

    ReplyDelete
  3. Selamat ya mbak..udh menang challenge..sy jg pernah bikin tp yg ori nya..enak

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasiiih Mbak, selamat juga utk Mbak Selma. Iya olahan ketan emang selalu enaaaaaak ya hehe

      Delete
  4. Congrats ya mba ... fotonya cakep banget, kalo di bali ada yang mirip ini namanya jaje batun bedil

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tengkyuuu mbak Shasy, peserta lain juga cakeeeeep-cakeeep banget. Ini pas upload koneksi internet lagi lambat banget, dari 5 foto cuma bisa diupload 2..ternyata para juri suka hehe.
      Jaje batun bedil, bahan dan cara buatnya sama persiskah mbak? pengen deh ngerasain dan bikin semua jenis jajan pasar nusantara :)

      Delete
  5. it turns out that there are many things that I don't know so far, thank you for sharing this information .

    ReplyDelete