Tantangan IDFB bulan ini bener-bener deh, keren dalam segala hal. Pertama keren karena pake bahan utama singkong dalam rangka kampanye singkong day, ya iyalah kita ini bangsa singkong tapi kok malah menganggap singkong nggak keren dan pada akhirnya mulai melupakan singkong, sayang sekali. Yang kedua, keren karena jadi ajang “tes inovasi” menggabungkan singkong dan yoghurt dalam satu resep. Kalau di tantangan sebelumnya tinggal cari referensi resep dan bisa langsung eksekusi, tapi kali ini silakan ketik “resep singkong – yoghurt” di searching engine dalam bahasa Inggris maupun Indonesia, sedikiiiit sekali referensi yang akan kita temukan karena memang 2 bahan ini jarang sekali tampil duet. Tapi jarang bukan berarti nggak bisa, kan? :D
Lalu keren yang ke-3 adalah hadiahnya, ada hadiah voucher jutaan rupiah bahkan liburan di Bali. Semangat 45 pastinya yah! Yeaaaah..it's IDFB 2nd anniversary. Selamat dan semakin sukses buat IDFB :)
Seperti yang udah ditulis
diatas, singkong dan yoghurt jarang sekali tampil seloyang karena memang
beda tempat asal, beda penggemar, beda bahan, beda tekstur, beda rasa, dan
beda-beda lainnya. Singkong, sumber karbohidrat yang banyak tumbuh di Amerika
Selatan, Asia dan Afrika. Tumbuhan satu ini bisa tumbuh di tanah yang agak
tandus, maka di daerah Gunung Kidul, Jogjakarta yang hampir selalu kemarau
sepanjang tahunpun tumbuhan ini jadi hasil pertanian utama. Masyarakat di
Gunung Kidul lalu mengolahnya menjadi makanan yang cukup terkenal, yaitu thiwul
dan gaplek. Di negara lain singkong juga sering diolah jadi penganan
tradisional, misalnya cassava bibingka [Filipina], bolo de aipim [Brazil], Banh
Khoai Mi [sumber: dari sini]
dan bahn tam/ singkong ulat sutera [sumber dari sana] dari Vietnam, dan kuih bingka [Malaysia, sumber: dari situ].
Sementara itu, yoghurt yang bercitarasa asam awalnya dikonsumsi oleh masyarakat yang akrab dengan produk olahan susu seperti di Timur Tengah, sejak 4000 tahun lalu. Di salah satu buku sejarah Turki, ditemukan fakta bahwa yoghurt awalnya tidak sengaja ditemukan oleh kaum nomaden Turki yang menyimpan susu di kantung yang terbuat dari lambung domba, susu berangsur-angsur berubah jadi gumpalan padat dan berrasa asam. Yoghurt dikenal dengan berbagai sebutan, antara lain Jugurt (Turki), Zabady (Mesir, Sudan), Dahee (India), Cieddu (Italia), dan Filmjolk (Skandinavia) [sumber: kompasiana]. Yoghurt menjadi sangat terkenal karena dipercaya sangat bagus untuk kesehatan, mengandung probiotik yang dihasilkan dari aktivitas bakteri asam laktat. Karena itulah, sekarang ini banyak produsen mencoba menawarkan berbagai macam produk yoghurt mulai dari yoghurt berbagai macam rasa yang dijual dalam kemasan botol, yoghurt kental, cake yoghurt, dan yang paling menggoda adalah frozen yoghurt yang disajikan bersama potongan buah segar atau waffle. Salah satu outlet yang menyediakan frozen yoghurt dengan varian paling lengkap adalah HEAVENLY BLUSH.
Sementara itu, yoghurt yang bercitarasa asam awalnya dikonsumsi oleh masyarakat yang akrab dengan produk olahan susu seperti di Timur Tengah, sejak 4000 tahun lalu. Di salah satu buku sejarah Turki, ditemukan fakta bahwa yoghurt awalnya tidak sengaja ditemukan oleh kaum nomaden Turki yang menyimpan susu di kantung yang terbuat dari lambung domba, susu berangsur-angsur berubah jadi gumpalan padat dan berrasa asam. Yoghurt dikenal dengan berbagai sebutan, antara lain Jugurt (Turki), Zabady (Mesir, Sudan), Dahee (India), Cieddu (Italia), dan Filmjolk (Skandinavia) [sumber: kompasiana]. Yoghurt menjadi sangat terkenal karena dipercaya sangat bagus untuk kesehatan, mengandung probiotik yang dihasilkan dari aktivitas bakteri asam laktat. Karena itulah, sekarang ini banyak produsen mencoba menawarkan berbagai macam produk yoghurt mulai dari yoghurt berbagai macam rasa yang dijual dalam kemasan botol, yoghurt kental, cake yoghurt, dan yang paling menggoda adalah frozen yoghurt yang disajikan bersama potongan buah segar atau waffle. Salah satu outlet yang menyediakan frozen yoghurt dengan varian paling lengkap adalah HEAVENLY BLUSH.
Oke, langsung saja ke kisah
panjang [?] kenapa akhirnya memilih makanan yang satu ini untuk tantangan IDFB
#12 singkong & yoghurt. Saya awalnya mau bikin makanan yang Indonesia banget
sekaligus menonjolkan kelebihan singkong tapi tetep bisa serasi berpadu sama
yoghurt, dan pastinya tanpa zat additif semacam baking powder atau pewarna
sintetis. Sempat terpikirkan buat getuk yoghurt, lapis singkong dengan frozen
yoghurt, cake pop isi singkong dengan saus yoghurt, zupa soup singkong, dan
sebagainya. Tapi akhirnya pilih bikin cake ini karena pake bahan utama singkong
[tanpa tambahan tepung terigu] dan pake 2 bahan pemantap yaitu parutan kelapa
dan pisang. Yap, singkong-kelapa-pisang adalah paduan yang Indonesia banget dan
biasa kita temukan di banyak jajanan di sekitar kita. Lalu, resep ini juga gluten free karena nggak pake tambahan
tepung terigu. Kalo untuk pemilihan kenapa diolah jadi cake adalah karena “kayaknya”
cake yang paling cocok dimasukin yoghurt ya. masih menebak-nebak juga :)
Setelah matang, [sambil
motret] saya sajikan cake dengan yoghurt yang dibekukan dan rasanya cukup nyambung, sangat terbantu dengan adanya
potongan pisang yang bercitarasa manis agak asam jadi bisa jadi “jembatan”
antara yoghurt dan singkong [saya pakai pisang kepok, bisa juga pakai pisang
raja]. Kelapa parut ternyata juga memberikan sensasi krenyes-krenyes yang sangat akrab di lidah saya, mirip seperti saat
saya makan misro/cemplon atau lapis singkong balut kelapa parut. Dan tekstur
cakenya? Empuk, nggak akan nyangka kalau cake ini dibuat dari singkong segar tanpa
tambahan tepung terigu. Ahahaha...semoga kalimat terakhir ini nggak berlebihan
ya
Untuk resep, saya pake
gabungan 2 resep dari blogger di detikfood dan resep dari majalah Sedap dengan modifikasi sana-sini. Untuk loyangnya,
saya pakai loyang bongkar pasang diameter 12cm + 3 papercup ukuran sedang.
Resep Cake SingYoSang [Singkong Yoghurt piSang]
Bahan:
250gr singkong parut,
peras dengan kain sampai cukup kering
2 btr telur
50gr yoghurt plain [yoghurt yang kental]
50gr gula pasir
30 gr kelapa muda, parut
50gr mentega, lelehkan
3 buah pisang ukuran
sedang, iris jadi kepingan setebal 1cm
3sdm meises
Sejimpit garam
Cara membuat:
1. Campur singkong, kelapa parut, dan garam. Aduk rata,
ambil 1/3 bagian lalu campur dengan yoghurt cream [adonan A]. sisanya dibiarkan tanpa campuran yoghurt [adonan B]
2. Oles loyang dengan mentega/minyak, alasi dengan kertas
roti, lalu susun pisang yang sudah dipotong-potong di dasar loyang, sisihkan. Panaskan
oven dengan suhu 180dc
3. Kocok telur dengan mixer kecepatan tinggi, masukkan gula
sedikit-sedikit. Kocok terus sampai mengembang dan pucat
4. Ambil 1/3 bagian telur kocok lalu campurkan dengan adonan
A, aduk pelan dengan teknik aduk balik dengan spatula besar [agar kocokan telur
nggak kempes, kalau sampai adonan turun, cakenya bisa bantat :P], tambahkan 1/3
bagian mentega leleh, aduk rata. Masukkan meises, aduk sebentar asal rata
5. Masukkan sisa kocokan telur ke adonan B, aduk pelan
sampai rata lalu masukkan sisa mentega leleh, aduk sampai rata
6. Tuang adonan A ke loyang, lalu tambahkan adonan B
7. Oven dengan suhu 180dc sampai bagian atas cake kecoklatan,
cek dengan tes tusuk, angkat kalau sudah matang [tidak ada bagian yang menempel
di tusukan]
8. Cake bisa disajikan dengan yoghurt cream yang dibekukan. Selamat
makan :)
*untuk yang dicetak di papercup, lapisan paling bawah adonan A, adonan B, paling atas dikasih potongan pisang
*Adonan A [yang pake campuran yoghurt] akan lebih basah dan nggak terlalu ngembang, sebaiknya selalu taruh di bagian dasar loyang
*untuk yang dicetak di papercup, lapisan paling bawah adonan A, adonan B, paling atas dikasih potongan pisang
*Adonan A [yang pake campuran yoghurt] akan lebih basah dan nggak terlalu ngembang, sebaiknya selalu taruh di bagian dasar loyang
Happy baking :)
Devi - BunKim