Sunday, 29 March 2015

[Review Foodpanda] Don’t Cook Just Eat


Bagi seorang full time mom seperti saya, weekend adalah waktu yang istimewa karena selama weekend bisa libur sebentar dari rutinitas kerja ibu yang mesti dijalani 24jam/hari hehehe. Ini penting lo, demi kesejahteraan psikologis Ibu :D Ada suami yang bisa berbagi pekerjaan rumah dan ngasuh anak, alangkah enaknyaaa. Tapi kadang itu aja nggak cukup, ada yang harus lebih spesial lagi seperti libur masak misalnya. Walau saya hobi masak, tapi rasanya ajaib sekali bisa makan enak tanpa harus potong-potong bawang, kecipratan minyak panas, nguleni adonan, dan cuci peralatan tempur setelah masak hehehe. Untuk itu saya berterimakasih banyak pada suami yang merelakan anggaran belanjanya melonjak selama weekend karena sekali-sekali makan keluar :D Dan minggu ini, kami mencoba sesuatu yang baru: libur masak tapi tetep bisa makan enak tanpa harus macet-macetan di jalan menuju rumah makan. Nah? Bisaa, kan ada Foodpanda.



 Foodpanda adalah penyedia layanan food delivery yang udah punya jaringan dengan 500 lebih tempat makan favorit di Jabodetabek, Bandung, Bali, Surabaya, Medan, Makassar, dan lainnya. Mulai dari restoran masakan khas Indonesia, masakan Jepang, seafood, masakan a la barat, masakan Italia, masakan India, masakan Thailand  ada di foodpanda. Foodpanda juga membuka layanan di banyak negara seperti Singapura, Korea, Thailang, Hongkong, Rusia, Arab, dll. Konsepnya seruuuuuu ya, kita tinggal klak-klik dari rumah/ kantor dan langsung bisa terhubung dengan puluhan pilhan menu yang akan segera diantar oleh team foodpanda dalam waktu sekitar 30 menit - 1 jam sejak pemesanan. 1 jam apa nggak kelamaan? Hmmm.. kalo di jabodetabek ini termasuk waktu yang singkat mengingat kemacetan selalu setia menemani dimanapun dan kapanpun. Kalo jalan sendiri trus antri makan di mall mungkin perlu waktu 2 jam baru bisa makan termasuk waktu muter-muter cari parkiran ya :P Pas bangetlah dengan tagline foodpanda: all restaurant at your fingertips.







Saya baru pertama kali mencoba layanan foodpanda dan langsung suka dengan tampilan websitenya yang 
simpel tapi lengkap. Di halaman awal kita akan langsung diarahkan masuk ke pilihan restoran yang disesuaikan dengan lokasi kita. Saya juga sangat terbantu dengan fitur “filter” yang membantu kita menemukan daftar restoran yang sesuai dengan kebutuhan kita. Misalnya saya mau restoran seafood yang halal, nanti keluar daftarnya deh. Selain itu ada juga fitur bagus lainnya, seperti reorder menu favorit dengan satu klik saja dan fasilitas ‘live chat’ yang menampilkan jumlah antrian customer jadi kita bisa mengira-ngira kapan dapat giliran bisa chat dengan CS foodpanda. Tadi saya coba live chat dan dapat antrian pertama, nggak sampe 2 menit udah bisa dilayani dengan baik. Untuk pembayaran, saya pake pembayaran COD [cash on delivery atau bayar di tempat]. Selain COD, foodpanda juga menerima transaksi dengan kartu kredit, online banking, dan e-wallet. Lengkap banget, jadi mempermudah kalo pas nggak punya uang cash bisa pake ibanking atau smsbanking.



Setelah pilah-pilih sayapun order pizza dengan sistem preorder, untuk dikirim pada keesokan harinya. Caranya? Klik logo/ nama restoran yang kita inginkan, cek satu persatu menunya, lalu tinggal tekan tombol (+) berwarna hijau nanti otomatis menu yang kita pesan akan masuk ke shopping chart. Setelah itu pilih jam pengantaran, masukkan kode voucher [jika punya], pilih metode pembayaran, check out, dan tinggal tunggu notifikasi bahwa ordernya udah sukses. Hmmm..... terbayang sudah seharian saya bisa duduk selonjoran main dan ngobrol sama keluarga tanpa repot masak hehehe. Setelah melakukan order, foodpanda akan mengirim konfirmasi order melaui sms dan email untuk memastikan ordernya sudah diterima sistem dan menunya sesuai pesanan. Lalu pada hari H, dimana saya meminta order diantar jam 16.30, pesanan datang sekitar 10 menit lebih awal. Team pengantar datang dengan sepeda motor dan box khusus makanan untuk menjamin makanan datang dalam keadaan fresh dan penampilan yang menggugah selera makan. Pizza saya datang tepat waktu dan masih hangat, boxnya pun masih cantik tanpa penyok. Terimakasiiiiih foodpanda :)




Setelah mencoba layanan foodpanda, paling nggak ada 4 keuntungan yang bisa kita dapatkan, antara lain:


  1. Save time! [nggak perlu macet, nggak perlu antri, nggak susah pilih menu manual, praktis tinggal klik. Kitapun bisa melakukan hobi atau berkumpul dengan keluarga/teman lebih lama]
  2. Save energy! [nggak usah capek masak, tinggal duduk manis, tim foodpanda yang akan mengantarkan makanan ke depan pintu rumah]
  3. Save money! [karena banyak diskon, promo, dan free delivery]
  4. Save tummy! [karena menghindarkan kita dari kelaparan akut dan kronis]


 Buat yang mau ikutan pesen delivery order via foodpanda, selain via website www.foodpanda.co.id juga bisa mengunduh aplikasi gratis untuk android [foodpanda android] dan iOS [foodpanda iOS] dari smartphone atau tabletmu biar lebih gampang. Dan kabar gembiranya adalaaaaah... foodpanda rajin banget kasih diskon dan promo. Misalnya bulan maret lalu ada promo free delivery untuk restoran-restoran tertentu dan untuk member baru foodpanda. Ada juga diskon sampai 50% dengan menggunakan kartu kredit dari bank yang melakukan kerja sama dengan foodpanda. Selain itu kalo yang suka main facebook, bisa mampir ke fanpage foodpanda ini: https://www.facebook.com/FoodpandaIndonesia. Disana sering ada kejutan seru dengan banyak hadiah buat pandas [sebutan bagi foodpanda lover]. Seruuuu kan? Buat yang sedang program menaikkan berat badan, yang males masak, yang super sibuk, yang jauh dari peradaban restoran enak, yang pengen banjir promo makanan enak... silakan bisa langsung coba pesan makanan via foodpanda.




Salam,
Devi - BunKim

Thursday, 26 March 2015

Choco Chip Cookies





Untuk cookies dan cakes, saya paling suka yang simple dalam bentuk dan rasa. Cakes yang penuh hiasan warna-warni  nggak bisa bikin saya ngeces, betapapun cantiknya dia. Pun cookies yang dihias-hias indah atau dicetak rapih. Cookies yang tampil apa adanya dengan warna dan tekstur alami itu yang paliiing ga nahaaaan hehe. Dan juara dari segala macam cookies impian adalah drop cookies. Saya sempet beli buku resep cookies mrs. Field dan nggak pernah bosen liat koleksi drop cookiesnya. Jaman dahulu kala saya sempat nyoba berbagai resep drop cookies ini tapi nggak ada yang cukup memuaskan. Tampilannya nggak bisa secantik cookies-cookies yang fotonya bertaburan di internet itu. Oya, definisi cantik disini bukan berarti tampilan cookies mulus aduhai, tapi justru kebalikannya: keriput, berbongkah-bongkah, retak-retak, dan agak gendut. Naah... susaaah sekali dapet tekstur yang seperti itu.




Sampai kemarin Kimi request minta dibuatkan cemilan, tiba-tiba kepikiran cookies lagi. Maka huntinglah resep dan ketemu harta karun di blog mbak Riana Ambarsari http://pennylane-kitchen.blogspot.com/2014/06/sweet-perfection.html. Duuh kemana aja saya ini ya, padahal blog mbak Riana ini kayaknya udah kondang kaloka di seantero jagad raya perfood blogeran. Ternyata menurut pengalaman beliau, tekstur cookies sangat dipengaruhi komposisi bahan-bahan pembuatnya. Cookies yang dibuat dengan bahan-bahan di negara barat pastinya berbeda dengan bahan-bahan dari negeri kita, disini katanya dipengaruhi oleh jumlah gulanya. Saya –yang biasanya selalu memangkas jumlah gula sampai 50%- akhirnya bertekad mau pake gula sesuai resep, demi si tekstur gendut-keriput hehe. Tapi tetep ya saya skip baking powdernya :)



Sesuai resep, adonan cookies ini harus disimpan 3 jam di kulkas tapi karena ngejar waktu sebelum Kimi pulang sekolah, akhirnya hanya nginep 1 jam aja adonan cookies saya. Kayaknya ini bakal ngaruh juga ya di tekstur. Sekitar 3 jam kemluthek di dapur dan oven, jadilah cookies-cookies saya. Cookiesnya chrunchy, agak kemanisan di lidah saya, enaaaak, tapi sayang tekstur impian saya masih belum muncul hehehehe.. bukannya keriput-gendut cantik tapi malah retak-retak wkwkwk. Itu berarti masih harus coba lagi berbagai tips dan resep nanti *elus perut gendut kekenyangan cookies*

PennyLane's Chocolate Chips Cookies 

Bahan:
330 gram terigu protein sedang
1 sdt soda kue [Saya ga pake]
1 1/2 sdt maizena
1/2 sdt garam halus
180 gram mentega, lelehkan
200 gram gula pasir [saya pake 260gr brown sugar untuk menggantian 2 jenis gula ini]
60 gr gula palem
1 telur utuh
1 kuning telur
1 sdt pasta vanilla [saya ga pake]
200 gr milk atau dark chocolate chips + 50 gr untuk garnish


Cara Membuat:
1.       Ayak terigu, soda kue, maizena, garam, ke dalam mangkuk adonan. Aduk rata.
2.       Di wadah lain, campur mentega leleh, gula pasir dan gula palem, aduk hingga gula larut dan menyatu dengan mentega. Adonan menjadi seperti adonan karamel. Masukkan telur utuh dan kuning telur, aduk rata. Masukkan pasta vanilla, aduk rata.
3.       Tuang adonan basah ke dalam adonan kering, aduk rata dengan sendok kayu. Masukkan chocolate chips, aduk rata.
4.       Tutup mangkuk dengan plastik wrap, dinginkan adonan dalam kulkas minimal 3 jam.
5.       Keluarkan adonan dari kulkas, biarkan 10 menit agar mudah dibentuk. Bentuk adonan dengan tangan membentuk bulatan tidak sempurna sebesar bola ping-pong, atau tergantung keinginan, letakkan di loyang kue kering yang sudah dialasi silpat atau baking paper, beri jarak antara adonan. 
6.       Pipihkan sedikit adonan dengan jari. Tidak perlu membentuk permukaan yang sempurna. Biarkan ia penuh lekuk dan lipatan agar nantinya membentuk keriput yang cantik. Jika adonan licin sempurna, permukaan cookies akan melengkung biasa. Beri beberapa chocolate chips tambahan di permukaan cookies, tekan separuh masuk ke dalam adonan. 
7.       Panggang dalam oven yang sudah dipanaskan 180 derajat Celsius selama 11 menit. 
8.       Keluarkan dari oven, dinginkan 10 menit, pindahkan cookies ke atas rak, biarkan dingin seluruhnya. Simpan dalam wadah tertutup.

Happy Baking :)
Devi - BunKim

Monday, 23 March 2015

Oseng Kecipir Udang



 Hai hai....ketemu lagi di blog masak ini :)
minggu-minggu ini saya lagi semangat belajar motret. Trus karena bingung cari objek buat dipotret, akhirnya jadi rajin masak. Trus karena udah masak dan dipotret, rasanya kurang afdhol kalo ga masuk blog. Akhirnyaa... jadi rajin ngeblog juga deh. Walaupun ya... resepnya super duper simple ya gapapa, itung2 pemanasan biar blog ini terus terurus tanpa males. Amiiin. Minggu ini saya masih mencoba jenis sayuran yang walaupun ga sepopuler bayam atau kangkung tapi selalu ngangeni karena jaman saya kecil sayuran ini sering mampir di piring makan saya hehe



Kecipir atau cipir di kampung saya di Magelang sana biasanya dijadikan sayur pelengkap dalam lothek,  pecel, atau urap. Rasanya di lidah saya mirip sama kacang panjang dengan sedikit sensasi getir. Kecipir ini termasuk tanaman merambat, di kampung biasanya ditanam sebagai tanaman tumpang sari yang ditanam di pematang sawah [bukan tanaman utama] sehingga di pasar-pasar jumlahnya tak sebanyak kacang panjang atau kedelai. Bentuk pohon, daun dan bunganya mirip sekali dengan kacang panjang. Buahnya berbentuk panjang dengan ‘sayap’ di keempat sisinya, makanya si kecipir ini juga disebut sebagai “winged bean/pea” dalam bahasa Inggris. Kalau diiris penampangnya jadi mirip bintang berkaki 4 hehe. Menurut om wiki, kecipir ini kaya kandungan protein (27,8-36,6%), demikian pula kandungan lemaknya (14,8-17,9%), yang menyerupai kandungan zat-zat itu pada kedelai. biji tersebut juga mempunyai banyak kandungan fosfor, kalsium, dan magnesium. tumbuhan ini juga mengandung karbohidrat, vitamin C, beserta tocopherol sejenis antioksidan untuk membuat tubuh lebih banyak menyerap vitamin A yang baik untuk kesehatan mata [sumber dari sini




 Kemarin di pasar nemu kecipir, saya reka-reka mau bikin sambel pecel nanti pake segala macem ubo rampenya. Tapi ternyata sampai beberapa hari, sambel pecel tak kunjung terwujud karena hobi prokrastinasi yang makin mengakar kuat [:’(] dan sayang juga liat kecipir yang mulai layu di kulkas. Yo wes harus berbelok haluan, kecipirnya di oseng ajalah yang cepet dan gampang. Tambah sedikit udang dan tomat biar gurih, sumber glutamat alami. Jangan lupa tambahkan cabe yang banyak biar pedes enak. 



Oseng kecipir udang

Bahan:
300gr kecipir, buang ujung2nya, potong melintang
5 buah udang ukuran sedang
3 bawang merah + 3 bawang putih, iris tipis
1 tomat merah, potong kecil
Cabe rawit dan cabe merah besar secukupnya,  iris tipis
1 ruas kecil lengkuas, geprek
2 lbr daun salam
Gula dan garam secukupnya

Cara membuat:
  1. Tumis duo bawang sampai harum, tambahkan cabe, lengkuas, daun salam. Tambahkan sedikit air
  2. Masukkan kecipir, aduk sampai setengah matang dan layu
  3. Tambahkan udang, masak sampai berubah warna
  4. Tambahkan gula dan garam, masukkan tomat. Cicipi rasanya, kalo udah pas silakan disajikan :)
Selamat memasaaaaak,
Devi - BunKim