Alhamdulillah, akhirnya
bisa juga setoran di chalenge IDFB #11 bertema mie, di hari terakhir 31 juli :D
Sebenernya sejak 2 minggu lalu udah beli mie basah tapi masih maju mundur pilih
resep yang mana, ditambah selama puasa nafsu masak-memasak turun drastis
jadilah 2 minggu berlalu tanpa satupun eksekusi resep. Hari ini tiba-tiba dapet
ilham untuk googling dengan key word “bakmi solo” dan ketemulah saya dengan
resep bakmi thoprak khas solo. Kalo denger namanya, pasti langsung inget
ketoprak khas Jakarta kan? Tapi secara penampakan dan isi, bakmi thoprak ini
lebih mirip soto mie Bogor Cuma isinya lebih kumplit pake bihun dan mie kuning,
tahu dan tempe goreng, daging sapi, bawang goreng, cakwe, sosis solo, kacang
goreng, krupuk gendar, dan tentu saja taburan seledri. Unik ya, biasanya mie
dipadu dengan seafood atau daging, tapi di Solo ini mie dipadu dengan tahu dan
tempe goreng :)
Oya, bakmi adalah kata
yang lumrah digunakan untuk menyebut mie di daerah Jawa. Dan sebelum menjadi
sangat terkenal, bakmi atau mie ini menempuh perjalanan sejarah yang cukup
panjang sejak dikenalkan bangsa Cina saat mereka datang di pulau Jawa pada
tahun 1870. Saat itu bahan dasar yang banyak digunakan adalah digunakan
itu mian (mie) berbahan dasar tepung terigu dan tepung beras, mifen (bihun),
mian xian (misoa), lumian (lomi), guotiao (kwetiau), juga dipake ravioli alias
bianshi (pangsit) [sumber
sejarah.kompasiana].
Pada masa prakemerdekaan, mie menjadi makanan langka karena bahan baku tepung
gandum juga sulit diperoleh, harus diimpor dari luar. Baru sekitar tahun 1960
mie menjadi konsumsi massal dengan mulai diproduksinya ‘mie instan’ yang
menghabiskan 60% porsi kuota gandum impor [sumber:
leo4kusuma.
Mie yang dibawa oleh bangsa Cina sudah mengalami penyesuaian agar cocok dengan
citarasa lidah orang Indonesia, lebih khusus lagi lidah orang di daerah-daerah
di Indonesia. Selain itu, bumbu dan penyajian mie juga dipengaruhi oleh bumbu
Bangsa Arab, India, dan para pendatang lainnya. Penyebaran mie hampir
berbarengan dengan munculnya masakan soto [caudo]
terutama di pesisir Jawa setelah habisnya perang Diponegoro
1825-1830 [sumber
sejarah.kompasiana]. Mungkin karena itu juga racikan kuah mie dan kuah soto saling identik
satu sama lain, hanya pelengkapnya saja yang sedikit berbeda.
Tak heran saat ini banyak daerah
memiliki racikan mie dengan bumbu khas daerah masing-masing. Misalnya mie Aceh
yang pedas dengan paduan seafood, mie titi di Makassar, Mie lendir di Batam,
Mie gomak Medan, Mie goreng Jawa yang manis, dan bahkan mie ayam yang menjamur
di seluruh kota pun memiliki ke khasan sendiri-sendiri sesuai lidah masyarakat setempat.
Salah satu mie khas daerah
adalah si bakmi thoprak Solo ini. Di Solo, salah satu penyedia bakmi thoprak yang
paling legendaris adalah warung Yu Nani di Kartopuran yang konon katanya mulai buka
pada awal 1950-an [sumber detikfood].
Saya yang seumur-umur baru 2 kali ke Solo tentu saja belum pernah nyicip bakmi
legendaris itu. Tapi minggu ini, saya akan coba bikin sendiri dengan bahan baku
disesuaikan dengan stok kulkas. Sluuuurp...Solo, i’m coming lah. Oya karena
males nyari mie kuning basah, akhirnya nekat bikin mie kuning sendiri. FYI,
saya baru pertama kali ini bikin mie dan nggak punya pasta maker jadi bikinnya
manual diiris pake piso dengan bantuan 'penggaris' dari spatula besi. Untuk warna kuningnya saya pake kunyit. Jadinya...secara
bentuk sih nggak jelek-jelek amat hahaha, saya coba patahkan juga lumayan kenyal tapi
soal rasa... baru bisa cek nanti malam setelah buka puasa :D
Resep Mie kuning:
Bahan
80 gr tepung terigu
35 ml air
Garam sejimpit
Kunyit sekitar 3cm
[saya tambah 2 sdm telur
kocok]
Air + 1sdm minyak untuk merebus
Cara membuat
1. Campur semua adonan, uleni sampai kalis
2. Giling tipis 0,1cm lalu iris tipis dengan pisau
3. Rebus 3 menit dengan air mendidih, angkat dan tiriskan. siap digunakan
Resep modifikasi dari Ibu Nurhafni SyamsulHamris di grup FB Dapur Aisyah
Bakmi Thoprak
Bahan Pelengkap:
250 gram mi kuning,
direbus
100 gram taoge, direbus
100 gram kol, diiris
kasar, direbus
50 gram bihun, diseduh
200 gram tempe,
dipotong-potong, dilumuri 1/2 sendok teh garam, digoreng matang
1 buah tahu, dilumuri 1/2
sendok teh garam, digoreng matang
2 sendok makan daun
seledri, diiris halus untuk taburan
3 sendok makan kecap manis
100 gram kacang tanah
kulit, digoreng
Bahan Kulit Sosis Solo:
75 gram tepung terigu
1/4 sendok teh garam
150 ml air
1 butir telur, dikocok
lepas
Bahan Isi:
150 gram ayam giling
2 siung bawang putih,
diiris tipis
5 butir bawang merah,
diiris tipis
1/2 sendok teh merica bubuk
1/2 sendok teh pala bubuk
1/2 sendok teh garam
3 sendok teh kecap manis
1/2 sendok teh ketumbar
bubuk
2 sendok makan minyak
untuk menumis
2 butir telur, dikocok
lepas untuk pencelup
Bahan:
300 gram daging sengkel
2.000 ml air
6 lembar daun jeruk,
dibuang tulang daunnya
3 lembar daun salam
5 sendok teh garam
1/4 sendok teh merica
bubuk
2 sendok teh gula pasir
3 sendok makan minyak
untuk menumis
Bumbu Halus:
8 butir bawang merah
3 siung bawang putih
1 sendok teh ketumbar
Cara membuat:
1. Bumbu, rebus sengkel di dalam air sampai sengkel empuk.
Saring kaldunya 1250 ml. Tambahkan 750 ml air. Potong-potong
sengkel.
2. Panaskan minyak. Tumis bumbu halus, daun jeruk, dan daun
salam sampai harum. Tuang ke rebusan kaldu.
3. Masukkan garam, merica bubuk, dan gula pasir.
Masak sampai matang. Sisihkan.
4. Isi sosis solo, panaskan minyak. Tumis bawang putih dan
bawang merah sampai harum. Tambahkan ayam giling. Aduk sampai berubah warna.
5. Masukkan merica bubuk, pala bubuk, garam, kecap manis,
dan ketumbar bubuk. Aduk sampai meresap.
6. Kulit, aduk rata tepung terigu, garam, dan air. Masukkan
telur. Aduk rata. Dadar.
7. Ambil selembar kulit sosis. Beri isi. Lipat. Gulung.
Kukus.
8. Celup ke dalam telur. Goreng dalam minyak yang sudah
dipanaskan sampai matang.
9. Sajikan bakmi thoprak bersama bahan pelengkap, irisan
sosis solo, dan siraman kuah.
Untuk 8 porsi [saya bikin
1/3 resep]
Happy cooking :)
Devi - BunKim