Tuesday, 29 November 2011

[flash fiction] Di Stasiun


Walo udah tiap hari ketemu sama molornya jadwal KRL, tapi tetep aja belum terbiasa... masih dongkol dan manyun nunggu di pojokan stasiun. Kulaporkan kesalku dengan update status di FB. Lagi seru-serunya bales komen, seorang perempuan tua menghampiriku lalu membisikkan beberapa kalimat yang –tentu saja- sudah dihapalnya di luar kepala. Saya mau pulang tapi tidak punya uang, anak saya sakit bla bla bla. Tipikal peminta-minta sekaligus penipu kelas teri yang kerap berkeliaran di sepanjang peron stasiun ini. Kugerakkan tanganku sebagai tanda tak bersimpati padanya. Ia berpaling dengan putus asa. Diam-diam kuamati gurat tua di wajahnya, nampak bingung dan kelelahan. Akting yang bagus! Tak berhasil mengelabuhiku, dia berjalan gontai lalu berjongkok di dekat jalan keluar. Aku puas.

Aku melirik tivi yang sedang menyiarkan berita orang hilang, seorang perempuan tua berumur 62tahun.. lalu perhatianku beralih pada BBM yang baru masuk. Pacarku kehilangan ibunya yang baru saja datang dari kampung, di stasiun senen. Ku zoom foto ibu yang dikirimvia BBM dan jantungku serasa berhenti berdegup. Foto yang sama seperti terpampang di layar tivi. Aku ingat sekali wajah tua penuh gurat lelah itu, baru saja dia di sebelahku. Aku mengejar kearah  pintu keluar sambil mata terus jelalatan. Ia tak nampak dimanapun.

------------------------------------------------------------------------------------------
info lengkap tentang FF alias flash fiction ada disini
foto diambil tanpa ijin dari sana

:: hobi lama bersemi kembali ;P ::
salam,
devi BunKim